Jumat, 26 Februari 2016

cerita Pengagum Rahasia

kelas XII? ujian praktek menunggu. kali ini gue mau ngepost karangan gue buat ujian pratek bahasa inggris judulnya "Pengagum Rahasia". tapi belum diterjemahkan ke bahasa inggris maklum sibuk banget sama tugas, tapi gue sempetin buat diposting.

Pengagum Rahasia

      Pada suatu waktu. Ketika aku menginjakan kaki di kelas sepuluh, banyak organisasi yang membuatku tertarik untuk mengikutinya. Aku sempat kebingungan memilih organisasi, namun ku putuskan untuk menjadi anggota dari kepengurusan osis. Saat itu aku tidak tahu sama sekali tentang OSIS, dan tidak tahu bagaimana caranya berorganisasi. Semuanya terasa asing bagiku. Hanya beberapa orang yang ku kenal , itu pun teman sekelas dan teman di sekolah menengah pertama.
      Kumpulan pertama calon pengurus OSIS, ada rasa malu dan gugup yang menghantui pikiranku.  Aku dan dua orang temanku datang terlebih dahulu dan  memilih duduk bersender di dinding menunggu kumpulan dimulai. Kami menunggu kumpulan dimulai sambil mengobrol. Ku perhatikan ke arah luar jendela, seorang cowok tinggi berkulit putih sedang menunggu seseorang. Dua puluh menit lebih , kumpulan belum dimulai. Ku tengok ke arah luar jendela, ternyata orang tadi masih ditempat yang sama. “ selama itu kah dia mau menunggu?” hatiku mulai bertanya. “siapa orang yang ia tunggu?” gumamku dalam hati. Ku palingkan pandanganku ke depan karena kumpulan akan dimulai. Kumpuan dibuka dengan Basmallah dan perkenalan diri dari kakak kelas pengurus osis. Tak lama kemudian masuklah seorang cowok bermata sipit dan memperkenalkan diri. Ya tuhan, ternyata dia adalah cowok yang ku perhatikan tadi,dia kakak kelasku. Kumpulan berlangsung cukup lama, aku mulai bosan dan ku perhatikan semua sudut ruangan, pandanganku terhenti ketika aku melihat seseorang tadi. Namanya Riski, dia terlihat serius memerhatikan ketua osis berbicara di depan. Sangat berbeda dengan kakak kelas yang lain, mereka acuh tak acuh dengan kumpulan tersebut.
      Ini pertama kalinya aku mengikuti organisasi disekolah. Aku adalah orang yang malas. Jika ada waktu senggang pasti ku pakai untuk tidur. Tak heran jika nilai ku hanya pas-pasan. Tapi semenjak mengikuti organisasi aku lebih sering berada di sekolah.Hari ini aku datang ke sekolah lebih awal, karena ada satu tugas rumah yang belum ku kerjakan. Namun aku lupa kelas yang ku tempati masih dipakai oleh kelas XII. Aku terpaksa mengerjakan tugas diteras. Bel berbunyi, tanda pulang sekolah. Di dalam kelas sudah tidak ada siapapun, ku putuskan untuk mengerjakan tugas di dalam kelas. Mataku yang usil melihat ke dalam kelas sebelah, ku lihat seseorang sedang serius membaca buku. Aku mulai penasaran, ternyata ka Riski yang sedang membaca buku sendirian di dalam kelas.  Aku baru tahu kalau kelas ka Riski bersebelahan dengan kelasku.

       Beberapa hari ini aku sering melihat ka Riski. Setiap kali aku melihat ka Riski, selalu ada buku yang ia pegang.Aku selalu tahu apa yang dilakukan ka Riski karena aku selalu memerhatikannya. Di sela-sela istirahat, ka Riski selalu menyempatkan diri untuk membaca.  Dan disetiap kegiatan pun tak pernah ku dengar ka Riski mengeluh, dia selalu disiplin dan tekun dalam mengerjakan sesuatu. Aku mulai kagum dengannya, padahal aku baru beberapa hari melihatnya.  Pada saat itu aku mulai suka dengan membaca. Setiap hari aku selalu belajar, waktu senggang yang sering ku pakai untuk tidur kini berganti dengan membaca. Setiap akan ulangan ka Riski selalu menyemangati adik kelasnya termasuk aku. Semakin hari aku semakin kagum dengannya, aku jadi semakin giat belajar. Aku ingin seperti ka Riski yang selalu disiplin dan tekun. Tiada hari tanpa belajar, aku ingin menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dan pada saat pengumuman juara kelas, aku sangat senang karena aku bisa menjadi juara  pertama. Ka Riski memberikan ucapan selamat padaku. Betapa senangnya aku. Sebenarnya aku ingin sekali bilang pada ka Riski bahwa selama ini aku sangat kagum padanya.  Tapi saat itu ka Riski sedang buru-buru karena akan berangkat ke Bandung. Sampai sekarang aku tak pernah lagi bertemu dengannya.“Terimakasih ka, Berkat ka Riski aku menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya”.  Dan sampai saat ini aku masih menjadi pengagum rahasianya.

Senin, 22 Februari 2016

Naskah drama X-Skul

Udah berapa lama ya ga ngeposting? kangen rasanya berbagi untuk para readers. Kali ini gue mau ngepost naskah drama gue yang baru seminggu kemaren tampil di aula. Alhamdulillah drama kami SUKSES! Semua beban dipundak kita(cie.. alay) terbayarkan karena banyak yang menyaksikan dan sekaligus tepuk tangan. Yah, mungkin naskah dramanya biasa aja, tapi bukan naskah aja  guys yang nentuin suksesnya drama, tapi ACT-nya. 
Oh iya guys,, Sebelumnya gue mau cerita. Selama masa latihan, banyak banget rintangan yang kami hadapi. Mulai dari Properti kebawa angin, salah ngecat, ujan-ujanan sambil bawa guci, ditanyain terus samping  tirai(karena sebulan ga dibalikin-balikin) Sampai pas pentas pistol ngedadak ilang gak tahu kemana?. Oh mygod lengkaplah perjuangan kami. Tapi Kami bangga dengan hasil kerja keras kami.  Mulai aneh ya, langsung aja deh,, cekidot..
X-SKUL
Tokoh :
- Annisa Nurazizah ( Jessica Anastasya )
- Chintya Rahma ( Bu Rossalina )
- Dian Meilinda ( Riani Bramono/Riri )
- Hary Mulya Ramadhan ( Fajar Bautista )
- Mega Hartini ( Avril )
- Putri Dewi Wulandari ( Dewi/Ibu Riri )
- Siska Adiawaty ( Angel )
- Yudi Soleh ( Bramono/Ayah Riri )

  Drama ini mengisahkan tentang seorang anak perempuan pendiam yang bernama Riani Bramono yang memiliki tekanan akibat perlakuan yang tidak mengenakkan dari teman-teman disekolah barunya dan terlebih juga karena sifat kedua orangtuanya. Ibunya yang acuh tak acuh dan ayahnya yang selalu menggunakan kekerasan padanya.

Hari ini merupakan hari dimana Riri dan keluarganya pindah rumah, Riri dan keluarga harus pindah karena tuntutan pekerjaan ayahnya. Selain pindah rumah, Riri juga terpaksa harus pindah sekolah. Dengan lingkungan baru dan suasana rumah yang baru juga mestinya. Tidak bagi suasana baru, meskipun rumah baru, suasana seperti ini sudah riri rasakan sebelumnya.
(Ruang makan)
Bram  : “Ri, ayah udah daftarin kamu disekolah terfavorit dikota ini.”
Riri  : “Tapi yah,, aku takut.. “
Dewi  : “Takut kenapa?”
Riri  : “Aku takut dengan suasana baru bu..”
Dewi  : “Ah kamu terlalu berlebihan”
Riri  : “Tapi aku gak mau bu.. ibu dan ayah harus ngerti.” (menunduk)
Bram  : “Riri!(berdiri dan memukul meja) Ayah udah banting tulang untuk kamu! Ayah gak mau tahu apapun alasannya, kamu harus masuk sekolah itu!”
Dewi  : “Seharusnya ayah gak bersikap seperti itu pada Riri!” (Berdiri menghadap Bram)
Bram  : “Aku kayak gini demi kebaikan dia”(Menunjuk ke Riri)
Dewi  : “Tapi itu keterlaluan..”
Bram  : “DIAM!(menampar Dewi) kamu jangan terlalu manjain dia!”

Riri selalu menyaksikan kedua orangtuanya bertengkar bahkan tidak asing lagi bagi Riri melihat ibunya ditampar dihadapannya. Itulah sebabnya Riri menjadi seorang yang pendiam dan menutup diri.

( Kelas )
Hari ini merupakan hari pertama Riri memasuki sekolah barunya. Di sekolah baru Riri ada tiga siswi yang bernama Angel,Avril,dan Jessica. Mereka bertiga merupakan korban keegoisan orang tuanya. Avril, anak rajin yang harus menuruti ambisi orangtuanya untuk menjadi murid berprestasi agar mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Jessica merupakan seorang anak lulusan pesantren,namun gagal menjadi muslimah sejati. Terakhir Angel, dia merupakan anak manja dari donatur terbesar dari sekolahnya. Namun Angel tidak mendapatkan pehatian dari orang tuanya sedikitpun. Mereka tidak bisa mengeluarkan pendapat dan keinginannya pada orangtuanya.
Bu Rossa datang dengan seorang murid baru disampingnya.
Bu Rossa    : “Anak-anak perkenalkan ini teman baru kalian, silahkan perkenalkan diri kamu”
Riani       : “Perkenalkan namaku Riani bramono, panggil aja aku Riri”
Angel       : “Heh anak kecil, ini sekolah bukan taman kanak-kanak”
Jesica      : “Oh my god! Udah SMA masih cadel!! “
All         : ( ketawa jahat ) “ha ha ha ha”
Bu Rossa    : “Kalian Jangan salah. Riani pernah mendapat juara 1 olimpiade Matematika dan predikat siswa teladan dikota nya. Riani silahkan duduk disebelah Fajar.”
(Bu Rossalina meninggalkan kelas. Sementara itu, tiga siswi yang sedang asik membicarakan sesuatu tentang anak baru.)
Jessica     : “Duh saingan berat.. kalian diem aja?”
Angel       : “Maksud lo??”
Jessica     : “Gimana kalo kita kerjain tuh si anak baru? Dia pinter kan? cantik lagi! Dia pasti bakal ngalahin popuaritas kita!!”
Avril       : “Oke gue setuju!”
Angel dan temannya merencanakan sesuatu kepada Riri di saat jam istirahat, Riri yang merupakan murid baru hanya diam sambil membereskan bukunya.
Avril       : “Heh anak baru! Kata nya lo pinter kan? gue ada banyak buku nih! Lo baca dan balikin ke perpus!”
Angel       : “ lo mau cantik? Makan nih cantik!!”
(Angel, Jessica dan Avril mendandani Riani seburuk mungkin lalu mendorongnya keluar)
Angel,Jessica,Avril : (tertawa puas)
Angel       : “Seru juga ngerjain anak baru itu, haha”
Avril       : “Menurut gue sih biasa aja”
Jessica     :  “Gue tau kita harus ngapain lagi sama tuh anak,besok kan pelajaran olah raga, gimana kalo kita ambil rok dan celananya”
Avril dan Angel : “ Setuju!”

Keesokan hari, stelah jam olahraga.
( Lapangan )
Riri melihat ke arah tiang bendera. Dia melihat orang berkerumunan sedang menertawakan benda yang ada diatas tiang bendera, sehingga membuat Riri berlari menuju lapangan. Di lapangan Avril, Angel, dan Jesicca sedang menertawakan Riri, tak lama kemudian Bu Rossa dan Fajar datang.
Jessica     : “Heh anak baru, lo mau sekolah? Apa mau bobo cantik?”
Angel       : “Eitss.. lo mau kemana?”
Avril       : “Guys..Apa seperti ini siswa teladan?”
Bu Rossa    : “Apa – apaan ini?! Siapa diantara kalian yang berbuat hal seperti ini?!” ( menatap Angel, Avril, Jessica )
Bu Rossa    : “Kalian bertiga ikut ibu ke ruang BK “
Avril       : “Tapi bu..”
Angel       : “Kami gak salah bu!”
Bu Rossa    : “Cepat ikut ibu sekarang!”

 Angel, Avril, dan Jessica keluar dari ruang BK membawa surat peringatan.

( Rumah )
Sementara pulang sekolah Riri disambut dengan kemarahan ayahnya.
Bram        : “Kamu mau bikin ayah malu hah!!”
Riri        : “Maksud ayah?” ( terheran-heran )
Bram        : “Dasar anak gak tahu di untung” ( sambil menampar Riri )
Ibu Dewi    : “Ayah stop!”

Ternyata Angel Geng memberikan surat panggilan orang tua mereka kepada orang tua Riri tanpa sepengetahuan Riri.
(Riri terdiam memikirkan kesalahan apa yang telah ia lakukan sehingga membuat ayahnya marah besar, sampai ia harus menahan kesakitan karena tamparan dari Ayahnya.)

( Kantin sekolah )
Angel       : “Sialan tuh  anak baru, belum apa – apa udah ngadu!”
Avril       : “Untung  aja kita bisa balikin keadaan”
Jessica     : “Kita harus ngerjain dia lebih parah lagi! Dia semakin lama semakin ngelunjak pastinya”
Angel dan temannya tidak terima mereka mendapatkan surat peringatan, mereka ingin Riri mengalami apa yang  mereka alami. Karena menurut mereka kesalahan ini berawal dari Riri yang sudah mengalahkan popularitas angel geng karena kecantikan dan kepintarannya.
Hari ini, Minggu ketujuh Riri bersekolah. Riri tidak tahu apa yang akan terjadi lagi pada dirinya, ada perasaan takut pada ayahnya jika ia mengadu, ada perasaan kesal kenapa dirinya selalu mendapatkan kesakitan.

( Kelas )
Fajar menghampiri Riri namun Riri tidak mau bicara kenapa pipinya lebam.
Fajar       : “Kamu kenapa?”
Fajar       : “Bilang aja sama aku?”
Riri        : “Apaan sih kamu?” (menunduk dengan nada ketus)
Fajar       : “Aku mau ko jadi temen kamu, kamu bilang aja”
Riri        : “Mending kamu pergi aja!”
Fajar       : “Kamu kenapa?!”
Dari lorong kelas Bu Rossa datang dan masuk ke kelas XI Ipa 1 dan melihat Fajar dan Riri lalu menghampiri mereka.
bu Rossa    : “Ada apa ini?”
Fajar       : “Aku cuma nanya kenapa pipi Riri seperti ini,tapi dia tidak mau memberitahu bu”
Bu Rossa    : ( Melihat pipi Riani ) “ Riri kamu kenapa?kamu harus memberitahu kami apa yang terjadi agar kami dapat membantu”
Riri hanya menunduk tak menggubris perkataan Ibu Ros.
Bu Rossa    : “Riri katakan pada saya apa yang harus saya lakukan agar kamu mau bicara?”
Masih respon yang sama Riri hanya diam tak berakata apa–apa.
Fajar dan Bu Rossa pergi meninggalkan Riri sendirian dikelas, mereka tidak tahu bagaimana caranya agar Riri mau bercerita. Semenjak Riri bersekolah, Fajar dan Bu Rossa selau melihat Riri dengan pipi lebamnya, namun sampai sekarang Riri tidak mau bercerita apa yang sedang terjadi.Riri merupakan murid yang pendiam bahkan temannya menganggap bahwa Riani adalah anak yang aneh dengan sikapnya yang selalu menutup diri.

 Sementara itu di ruang BK Fajar dan Ibu Rossa sedang mengobrol ...
( Ruang BK )
Fajar       : “Kita harus menyelidiki ini semua bu, ini pasti perbuatan Angel dan gengnya”
Ibu Ros     : “Kita ga bisa menyalahkan mereka sebelum bukti itu ada”
Fajar       : “Tapi bu, aku sering melihat Riri dijahili oleh mereka”
Ibu Ros     : “Ya sudah, jika memang kamu melihat Angel dan temannya menjahili Riri, ibu akan memberi hukuman pada mereka semua dan ibu akan kasih surat peringatan.
Fajar       : “Atau kalau bisa DO aja bu” (nafsu)
Bu Rossa    : “Kita tidak bisa mengeluarkan mereka begitu saja, orang tua angel adalah donatur terbesar di sekolah ini, dan Avril merupakan murid yang berprestasi.
Fajar       : “Tapi bu kita harus....”
Bu Rossa    : “Sudah fajar, Ibu akan memikirkan hal itu, sekarang kamu kembali ke kelas.
 Kesaksian Fajar yang mengadu kepada wali kelasnya tentang kejahatan Angel and The geng pun dapat diterima. Bu Rossalina segera menegur dan memberikan hukuman pada angel dan teman-temannya, namun Angel sangat pintar membolak-balikkan kenyataan sehingga Bu Rossalina ragu-ragu untuk menghukum Angel dan teman-temanya karna tak ada bukti sama sekali.

( Kelas )
Angel       : “Gila ! hampir aja orang tua kita dipanggil.”
Avril       : “Seengganya kita udah tenang!”
Jessica     : “Iya, kitakan pintar menyelamatkan diri”
Angel       : “Tapi gue kesel. Gue pengen dia lebiiihhh menderita! Kalian udah nyiapin semuanyakan
Jessica     : “Udah ko”
Avril       : “Beres!”
Angel       : “Yaudah sekarang!”
Angel,Avril dan Jessica menyiapkan ember dan menenggelamkan kepala Riani ke dalam ember berkali–kali.
Angel       : “Rasain lo! Makanya jangan so cantik.”
Avril       : “So pinter juga sih!”
Jessica     : “Dan lo itu tukang ngadu!!”
Angel,Avril dan Jessica meninggalkan Riri sendirian di kelas.

Kejahilan demi kejahilan sering dilakukan oleh Angel dan teman – temannya, seperti menaruh katak di tas Riri, mengikatnya dan mendadandinya seperi badut, dan ini yang sangat keterlaluan.
Semakin lama Riri bersekolah semakin sering kejahilan yang Angel dan temannya lakukan, namun Riri selalu menutupi itu semua karena percuma tidak akan ada orang yang mau mendengarnya, bahkan teman satu sekolahnya menganggap Riri anak yang aneh dan sakit sehingga menyuruh Riri agar pergi ke psikiater.
Begitupun dengan Bu Rosallina, Bu Rossa sangat kebingungan bagimana cara membuat Riri mau bercerita, Bu Rossa sangat sulit menebak suasana hati Riri.

( Ruang makan )
Ayah Bram dan Ibu Dewi sedang makan malam, lalu Riani datang dengan wajah muram.
Dewi        : “Ri..makan dong nasi-nya..jangan diaduk-aduk terus”
Riri        : “Aku ga laper bu”
Bram        : “cepat makan!”
Riri        : “Aku ga laper yah”
Bram        : “Makan!”
Lalu Riri menghabiskan makanannya seperti orang kelaparan, ayahnya pun kesal dan melempar sendok dan garpu.”
Bram        : “Dasar anak bodoh!” (melempar sendok dan garpu)
Riri        : “Apa harus ayah bilang begitu?” ( menahan kesakitan )
Bram        : “Kamu memang aneh! Kamu emang harus ayah bawa ke psikiater”
Riri        : “Lebih baik aku mati daripada harus ke psikiater”
Bram        : “Iya ! kamu emang lebih baik mati !” ( menampar Riani )
Dewi        : “Udah stop! Ayah ga baik bilang gitu sama anak sendiri!”
Bram        : “Anak ini harus di didik!”
Dewi        : “Tapi ga harus dipukul juga ayah!”
Bram        : “Udahlah! Ini juga salah kamu karena udah terlalu manjain dia!”
Riri pergi meninggalkan ruang makan menuju kamarnya. Riri selalu mendapatkan tekanan dari manapun, mulai dari teman sekolahnya sampai ayahnya sendiri. Riri bingung harus menceritakan ini pada siapa, sehingga semua akal sehatnya tak dapat bekerja normal.

( Kelas )
Avril       : “Undangan apaan ini?” ( heran )
Jessica     : “Angel lo ulang tahun? Kok ga bilang langsung? Happy birthday!”
Angel       : “Hah ngga ko?”
Avril       : “Ruang BK? Kalian dapet ini ga?”
Angel       : “Gue dapet”
Jessica     : “Gue juga!”
Angel       : “Ada apaan sih males banget deh!” ( ketus )
Jessica     : “Apa beasiswa?”
Avril       : “Beasiswa? Yuk ke ruang BK”
Angel       : “Yaudah!”
Mereka pun pergi keruang BK.

( Di Ruang BK )
Jesicca     : “Assalamualaikum ..”
Avril       : “Bu,bu rossa....ih..ko gak ada sih?”
Jesicca     : “Apa jangan-jangan lagi semebunyi ya?”
Jessica     : “Apa mungkin ibu ngajakin kita kesini buat main petak umpet ya?”
Angel       : “Bisa jadi! Mungkin masa kecil bu Rosa kurang bahagia.Ha ha ha.. “
Avril       : “Ini ruang BK apa neraka sih? Gerah banget”
Angel       : “Iya gerah banget. Kayaknya kita harus lepas blazer”
Sementara itu di luar, sudah ada Riri yang memerhatikan mereka dari kejauhan, ternyata rencana Riri untuk menjebak mereka bertiga berhasil.

Fajar yang mengetahui rencana Riri mencoba untuk mencegahnya.
Fajar       : “Ri, kamu jangan ngelakuin hal ini!” (menarik tangan Riri )
Riri        : ( melepaskan genggaman Fajar ) “ Lo diem! Gue mau mereka ngerasain apa yang gue rasain “
Fajar       : “Tapi ini tindak kriminal Ri. Kamu harus sadar, kamu bukan orang jahat. Ri, aku mohon batalin rencana ini”
Riri        : “Lo diem aja deh! Lo gak tahu apa yang gue rasa”( pergi meninggalkan Fajar dan menuju ruang BK )

( Ruang BK )
Riri masuk ke ruang BK, Angel, Avril dan Jesicca merasa heran mengapa Riani juga datang ke ruang BK.
Angel       : “Eh ada si aneh juga” ( memegang rambut Riani )
Riri        : ( Mengelak dan langsung menodongkan senjata )
Angel,Avril&Jessica : “ ... Ow” ( mengangkat tangan mereka ke atas)
Riri        : “Sekarang kalian ga beranikan sama gue? Kenapa ga ngelawan gue? Ayo lawan gue!!” ( menodongkan senjata )
Jessica & Avril mencoba melawan Riri, namun Riri mendorongnya sehingga tubuh mereka terbentur mengenai meja yang ada di dekatnya, sedangkan Angel dari tadi hanya melihat teman – temannya yang kini sedang menahan kesakitan.
Riri        : “Lo semua ga ada apa–apanya! Apalagi lo Angel, lo naik kelas itu karena sogokan orangtua lo! Lo mainin nilai dengan uang!”( menatap Angel tajam sambil menodongkan senjata )
Riri        : “Dan lo Avril, lo Cuma pinter dalam akademik. Tapi etika lo ga ada sama sekali, dan Jessica lo Cuma numpang populer dari mereka semua.”
Riri pun menyuruh Jessica dan Avril memegangi tangan Angel.
Riani       : ( sambil memegang pistol ) “Cepat lo iket tangan dia! Dan seret dia ke dekat ember itu, cepat!”
Jessica     : “Gue ga mau!!”
Riani       : “Kalian mau mati?!”
Avril       : “Gue gak mau mati muda!”
Riri        : “Makannya  jangan banyak ngomong!”
Jessica dan Avril pun memasukan kepala Angel ke dalam ember berulang–ulang seperti apa yang Angel lakukan kepadanya dulu.

Riri        : “Kalian semua ga beranikan sama gue?! Disini gue yang berkuasa! Gue dianggap!! Ha haa ha “
Riri terus menerus menyiksa Angel dan temannya, seperti yang Angel dan temannya lakukan dulu, namun kini keadaan berbalik.

Sementara itu, Fajar menceritakan apa yang ingin Riri lakukan pada Angel dan temannya kepada bu Rossalina.
Bu Rossa    : “Ini sebenarnya apa yang terjadi?”
Fajar       : “Riani berusaha membuat Angel dan temannya jera bu, dia menjebak mereka dengan undangan palsu dari ibu. Dan Riani membawa senjata.”
Bu Rossa    : “Ini tidak bisa dibiarkan, kita segera telpon polisi dan telpon orang tua Riani.”
Fajar       : “Setahu saya hubungan Riri dengan keluarganya tidak baik bu.”
Bu Rossa    : “Kita harus mencoba nya, sebelum Riri berbuat nekat pada mereka.”

( Ruang BK )
Riri        : “Jessica,Avril cepet lo iket tangan si Angel di kursi itu dan dandanin dia kaya yang udah dia lakukan ke gue! Cepet!”
Penyanderaan berlangsung cukup lama. Sementara itu, di luar sudah ada polisi yang sudah megepung dibawah tepat penyanderaan berlangsung. Namun polisi dan bu Rossalina tahu bahwa keadaan tidak akan lebih baik kecuali Riri sendiri yang membebaskan mereka.
Sementara itu di Ruang BK Angel, Avril dan Jessica terdiam ketakutan melihat Riri.
Angel       : “Maafin gue Ri! Gue salah, gue minta maaf sama lo! Maafin gue.”
Riani       : “Maaf? Lo bilang maaf? Dulu gue ga pernah salah apa – apa dan gue selalu minta maaf tapi lo selalu siksa gue! Selama ini lo udah jadi penghancur hidup gue, dan lo baru minta maaf sekarang?! Harus gue apain lo? Lo harus mati! Bahkan kalian semua harus mati!!
Riri membawa Angel ke atas gedung tinggi dengan keadaan tangan Angel terikat.
Riani       : “Anak ini pernah mengikat saya seperti ini dan saya malu di tertawakan!! Tapi diantara kalian ga ada yang bantuin! Dimana kalian semua? Dimana??? Sekarang sudah terlambat, semuanya harus mati!!
Bu Rossa    : “Ibu tau kamu Cuma punya satu peluru ri! Kamu akhiri ini semuanya!
Bu Rossa    : “Riri dengarkan ibu, Riri sudahi ini semua.” ( menggunakan spekaker/toa) “Riri orang tua kamu mau bicara”
Bu Dewi     : “Riri mengapa kamu ngelakuin hal ini semua nak?” ( menangis)
Riri        : “Ini sebenanya gara – gara ayah dan ibu!! Riri benci sama ayah, Riani pengen bunuh ayah, tapi Riri ga mau liat ibu sedih.”
Bram  : “Riri ayah sayang sama kamu!”
Riri        : “Kalau ayah sayang, ayah ga mungkin selalu marahin Riri! Ngelarang Riri inilah itulah, dimana pendapat Riri dapat ayah terima, dimana??! Ayah selalu ngomong ini demi kebaikan Riri, tapi lihat yah Riri jadi seperti ini! Riri gatau harus sama siapa Riri ngadu kesakitan ini yah!!”
Bu Rossa    : “Ini bisa kita omongin baik – baik Ri..”
Riri        : “Ibu ga akan ngerti!”
Bu Rossa    : “Ibu ngerti ri, ibu ngerti! Sudah Ri kamu sudah berhasil membuat mereka jera. Selanjutnya tidak akan ada yang gangguin kamu”
Riri        : “ Bukan aku saja bu, tapi orang orang disana yang bernasib seperti ku bu! Mereka harus merasakan apa yang saya rasakan. Bila perlu mereka harus mati bu!”
Bu Dewi     : “Jangan nak, kamu bisa di hukum” ( menangis)
Riri        : “Bu, Riri sudah tidak takut lagi dihukum. Riri selalu dihukum sama ayah dan mereka disini. Riri cape bu!. Dirumah Riri selalu dimarahin sama ayah. Riri tidak takut bu, kalau Riri harus mati pun.”
Bu Dewi     : ( semakin menangis ) “jangan nak! Ibu sayang kamuu!!
Dooorrrrrrrrrrrrrr....
Tiba tiba pistol yang di pegang Riri menembakkan satu peluru tepat di atas pelipisnya, hingga Riri jatuh tergeletak dan semua nya menangis menyesal.
Angel yang merupakan ketua geng segera di tangkap oleh polisi. Semua berakhir dengan tragis, mereka yang pernah berbuat jahat pada Riri merasa sedih karna kehilangan sosok gadis cantik dan berpretasi.

Percaya dirilah. Jangan takut untuk membela apa yang kita percayai. Banyak pembully mundur jika mereka melihat kita tidak membiarkan mereka menguasai kita dan kita tidak takut.
Tak ada seorangpun pantas untuk dibully, pembully lah yang yang sepenuhnya bertanggung jawab atas tindakannya. Bullying bisa menjadi masalah hidup dan mati. Sungguh menyedihkan beberapa orang yang terus-terusan dibully berakhir dengan bunuh diri.
Anak adalah titipan Tuhan, jagalah anak yang Tuhan titipkan, karena yang Maha kuasa telah memercayai kita untuk menjaganya. Jangan biarkan kepercayaan yang telah Ia berikan itu hilang.