Pengagum Rahasia
Pada
suatu waktu. Ketika aku menginjakan kaki di kelas sepuluh, banyak organisasi
yang membuatku tertarik untuk mengikutinya. Aku sempat kebingungan memilih
organisasi, namun ku putuskan untuk menjadi anggota dari kepengurusan osis.
Saat itu aku tidak tahu sama sekali tentang OSIS, dan tidak tahu bagaimana
caranya berorganisasi. Semuanya terasa asing bagiku. Hanya beberapa orang yang
ku kenal , itu pun teman sekelas dan teman di sekolah menengah pertama.
Kumpulan
pertama calon pengurus OSIS, ada rasa malu dan gugup yang menghantui
pikiranku. Aku dan dua orang temanku datang
terlebih dahulu dan memilih duduk
bersender di dinding menunggu kumpulan dimulai. Kami menunggu kumpulan dimulai
sambil mengobrol. Ku perhatikan ke arah luar jendela, seorang cowok tinggi
berkulit putih sedang menunggu seseorang. Dua puluh menit lebih , kumpulan
belum dimulai. Ku tengok ke arah luar jendela, ternyata orang tadi masih
ditempat yang sama. “ selama itu kah dia mau menunggu?” hatiku mulai bertanya.
“siapa orang yang ia tunggu?” gumamku dalam hati. Ku palingkan pandanganku ke
depan karena kumpulan akan dimulai. Kumpuan dibuka dengan Basmallah dan
perkenalan diri dari kakak kelas pengurus osis. Tak lama kemudian masuklah
seorang cowok bermata sipit dan memperkenalkan diri. Ya tuhan, ternyata dia
adalah cowok yang ku perhatikan tadi,dia kakak kelasku. Kumpulan berlangsung
cukup lama, aku mulai bosan dan ku perhatikan semua sudut ruangan, pandanganku
terhenti ketika aku melihat seseorang tadi. Namanya Riski, dia terlihat serius
memerhatikan ketua osis berbicara di depan. Sangat berbeda dengan kakak kelas
yang lain, mereka acuh tak acuh dengan kumpulan tersebut.
Ini
pertama kalinya aku mengikuti organisasi disekolah. Aku adalah orang yang
malas. Jika ada waktu senggang pasti ku pakai untuk tidur. Tak heran jika nilai
ku hanya pas-pasan. Tapi semenjak mengikuti organisasi aku lebih sering berada
di sekolah.Hari ini aku datang ke sekolah lebih awal, karena ada satu tugas
rumah yang belum ku kerjakan. Namun aku lupa kelas yang ku tempati masih
dipakai oleh kelas XII. Aku terpaksa mengerjakan tugas diteras. Bel berbunyi,
tanda pulang sekolah. Di dalam kelas sudah tidak ada siapapun, ku putuskan
untuk mengerjakan tugas di dalam kelas. Mataku yang usil melihat ke dalam kelas
sebelah, ku lihat seseorang sedang serius membaca buku. Aku mulai penasaran,
ternyata ka Riski yang sedang membaca buku sendirian di dalam kelas. Aku baru tahu kalau kelas ka Riski
bersebelahan dengan kelasku.
Beberapa
hari ini aku sering melihat ka Riski. Setiap kali aku melihat ka Riski, selalu
ada buku yang ia pegang.Aku selalu tahu apa yang dilakukan ka Riski karena aku
selalu memerhatikannya. Di sela-sela istirahat, ka Riski selalu menyempatkan
diri untuk membaca. Dan disetiap kegiatan
pun tak pernah ku dengar ka Riski mengeluh, dia selalu disiplin dan tekun dalam
mengerjakan sesuatu. Aku mulai kagum dengannya, padahal aku baru beberapa hari
melihatnya. Pada saat itu aku mulai suka
dengan membaca. Setiap hari aku selalu belajar, waktu senggang yang sering ku
pakai untuk tidur kini berganti dengan membaca. Setiap akan ulangan ka Riski
selalu menyemangati adik kelasnya termasuk aku. Semakin hari aku semakin kagum
dengannya, aku jadi semakin giat belajar. Aku ingin seperti ka Riski yang
selalu disiplin dan tekun. Tiada hari tanpa belajar, aku ingin menjadi lebih
baik dari sebelumnya. Dan pada saat pengumuman juara kelas, aku sangat senang
karena aku bisa menjadi juara pertama. Ka
Riski memberikan ucapan selamat padaku. Betapa senangnya aku. Sebenarnya aku
ingin sekali bilang pada ka Riski bahwa selama ini aku sangat kagum padanya. Tapi saat itu ka Riski sedang buru-buru karena
akan berangkat ke Bandung. Sampai sekarang aku tak pernah lagi bertemu
dengannya.“Terimakasih ka, Berkat ka Riski aku menjadi orang yang lebih baik
dari sebelumnya”. Dan sampai saat ini
aku masih menjadi pengagum rahasianya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar