Udah berapa lama ya ga ngeposting? kangen rasanya berbagi untuk para readers. Kali ini gue mau ngepost naskah drama gue yang baru seminggu kemaren tampil di aula. Alhamdulillah drama kami SUKSES! Semua beban dipundak kita(cie.. alay) terbayarkan karena banyak yang menyaksikan dan sekaligus tepuk tangan. Yah, mungkin naskah dramanya biasa aja, tapi bukan naskah aja guys yang nentuin suksesnya drama, tapi ACT-nya.
Oh iya guys,, Sebelumnya gue mau cerita. Selama masa latihan, banyak banget rintangan yang kami hadapi. Mulai dari Properti kebawa angin, salah ngecat, ujan-ujanan sambil bawa guci, ditanyain terus samping tirai(karena sebulan ga dibalikin-balikin) Sampai pas pentas pistol ngedadak ilang gak tahu kemana?. Oh mygod lengkaplah perjuangan kami. Tapi Kami bangga dengan hasil kerja keras kami. Mulai aneh ya, langsung aja deh,, cekidot..
X-SKUL
Tokoh :
- Annisa
Nurazizah ( Jessica Anastasya )
- Chintya Rahma (
Bu Rossalina )
- Dian Meilinda (
Riani Bramono/Riri )
- Hary Mulya
Ramadhan ( Fajar Bautista )
- Mega Hartini (
Avril )
- Putri Dewi
Wulandari ( Dewi/Ibu Riri )
- Siska Adiawaty
( Angel )
- Yudi Soleh (
Bramono/Ayah Riri )
Drama ini mengisahkan tentang seorang anak
perempuan pendiam yang bernama Riani Bramono yang memiliki tekanan akibat perlakuan
yang tidak mengenakkan dari teman-teman disekolah barunya dan terlebih juga
karena sifat kedua orangtuanya. Ibunya yang acuh tak acuh dan ayahnya yang
selalu menggunakan kekerasan padanya.
Hari ini
merupakan hari dimana Riri dan keluarganya pindah rumah, Riri dan keluarga
harus pindah karena tuntutan pekerjaan ayahnya. Selain pindah rumah, Riri juga
terpaksa harus pindah sekolah. Dengan lingkungan baru dan suasana rumah yang
baru juga mestinya. Tidak bagi suasana baru, meskipun rumah baru, suasana
seperti ini sudah riri rasakan sebelumnya.
(Ruang makan)
Bram : “Ri, ayah udah daftarin kamu disekolah terfavorit
dikota ini.”
Riri : “Tapi yah,, aku takut.. “
Dewi : “Takut kenapa?”
Riri : “Aku takut dengan suasana baru bu..”
Dewi : “Ah kamu terlalu berlebihan”
Riri : “Tapi aku gak mau bu.. ibu dan ayah harus
ngerti.” (menunduk)
Bram : “Riri!(berdiri
dan memukul meja) Ayah udah banting tulang untuk kamu! Ayah gak mau tahu apapun
alasannya, kamu harus masuk sekolah itu!”
Dewi : “Seharusnya
ayah gak bersikap seperti itu pada Riri!” (Berdiri menghadap Bram)
Bram : “Aku
kayak gini demi kebaikan dia”(Menunjuk ke Riri)
Dewi : “Tapi
itu keterlaluan..”
Bram : “DIAM!(menampar
Dewi) kamu jangan terlalu manjain dia!”
Riri selalu
menyaksikan kedua orangtuanya bertengkar bahkan tidak asing lagi bagi Riri
melihat ibunya ditampar dihadapannya. Itulah sebabnya Riri menjadi seorang yang
pendiam dan menutup diri.
(
Kelas )
Hari ini
merupakan hari pertama Riri memasuki sekolah barunya. Di sekolah baru Riri ada
tiga siswi yang bernama Angel,Avril,dan Jessica. Mereka bertiga merupakan
korban keegoisan orang tuanya. Avril, anak rajin yang harus menuruti ambisi
orangtuanya untuk menjadi murid berprestasi agar mendapatkan beasiswa ke luar
negeri. Jessica merupakan seorang anak lulusan pesantren,namun gagal menjadi muslimah
sejati. Terakhir Angel, dia merupakan anak manja dari donatur terbesar dari
sekolahnya. Namun Angel tidak mendapatkan pehatian dari orang tuanya
sedikitpun. Mereka tidak bisa mengeluarkan pendapat dan keinginannya pada orangtuanya.
Bu Rossa datang dengan seorang murid baru
disampingnya.
Bu Rossa :
“Anak-anak perkenalkan ini teman baru kalian, silahkan perkenalkan diri kamu”
Riani :
“Perkenalkan namaku Riani bramono, panggil aja aku Riri”
Angel :
“Heh anak kecil, ini sekolah bukan taman kanak-kanak”
Jesica :
“Oh my god! Udah SMA masih cadel!! “
All :
( ketawa jahat ) “ha ha ha ha”
Bu Rossa :
“Kalian Jangan salah. Riani pernah mendapat juara 1 olimpiade Matematika dan predikat
siswa teladan dikota nya. Riani silahkan duduk disebelah Fajar.”
(Bu Rossalina meninggalkan
kelas. Sementara itu, tiga siswi yang sedang asik membicarakan sesuatu tentang
anak baru.)
Jessica :
“Duh saingan berat.. kalian diem aja?”
Angel :
“Maksud lo??”
Jessica :
“Gimana kalo kita kerjain tuh si anak baru? Dia pinter kan? cantik lagi! Dia
pasti bakal ngalahin popuaritas kita!!”
Avril :
“Oke gue setuju!”
Angel dan
temannya merencanakan sesuatu kepada Riri di saat jam istirahat, Riri yang merupakan
murid baru hanya diam sambil membereskan bukunya.
Avril :
“Heh anak baru! Kata nya lo pinter kan? gue ada banyak buku nih! Lo baca dan
balikin ke perpus!”
Angel :
“ lo mau cantik? Makan nih cantik!!”
(Angel, Jessica dan Avril mendandani Riani seburuk
mungkin lalu mendorongnya keluar)
Angel,Jessica,Avril : (tertawa puas)
Angel :
“Seru juga ngerjain anak baru itu, haha”
Avril :
“Menurut gue sih biasa aja”
Jessica : “Gue tau kita harus ngapain lagi sama tuh
anak,besok kan pelajaran olah raga, gimana kalo kita ambil rok dan celananya”
Avril dan Angel : “ Setuju!”
Keesokan hari, stelah
jam olahraga.
(
Lapangan )
Riri melihat ke
arah tiang bendera. Dia melihat orang berkerumunan sedang menertawakan benda
yang ada diatas tiang bendera, sehingga membuat Riri berlari menuju lapangan.
Di lapangan Avril, Angel, dan Jesicca sedang menertawakan Riri, tak lama
kemudian Bu Rossa dan Fajar datang.
Jessica : “Heh anak baru, lo mau sekolah? Apa mau
bobo cantik?”
Angel : “Eitss.. lo mau kemana?”
Avril : “Guys..Apa seperti ini siswa teladan?”
Bu Rossa :
“Apa – apaan ini?! Siapa diantara kalian yang berbuat hal seperti ini?!” (
menatap Angel, Avril, Jessica )
Bu Rossa :
“Kalian bertiga ikut ibu ke ruang BK “
Avril :
“Tapi bu..”
Angel :
“Kami gak salah bu!”
Bu Rossa :
“Cepat ikut ibu sekarang!”
Angel,
Avril, dan Jessica keluar dari ruang BK membawa surat peringatan.
(
Rumah )
Sementara pulang sekolah Riri disambut dengan
kemarahan ayahnya.
Bram :
“Kamu mau bikin ayah malu hah!!”
Riri :
“Maksud ayah?” ( terheran-heran )
Bram :
“Dasar anak gak tahu di untung” ( sambil menampar Riri )
Ibu Dewi :
“Ayah stop!”
Ternyata Angel
Geng memberikan surat panggilan orang tua mereka kepada orang tua Riri tanpa
sepengetahuan Riri.
(Riri terdiam
memikirkan kesalahan apa yang telah ia lakukan sehingga membuat ayahnya marah
besar, sampai ia harus menahan kesakitan karena tamparan dari Ayahnya.)
( Kantin sekolah )
Angel : “Sialan tuh anak baru, belum apa – apa udah ngadu!”
Avril : “Untung
aja kita bisa balikin keadaan”
Jessica : “Kita harus ngerjain dia lebih parah
lagi! Dia semakin lama semakin ngelunjak pastinya”
Angel dan
temannya tidak terima mereka mendapatkan surat peringatan, mereka ingin Riri
mengalami apa yang mereka alami. Karena
menurut mereka kesalahan ini berawal dari Riri yang sudah mengalahkan
popularitas angel geng karena kecantikan dan kepintarannya.
Hari ini, Minggu
ketujuh Riri bersekolah. Riri tidak tahu apa yang akan terjadi lagi pada
dirinya, ada perasaan takut pada ayahnya jika ia mengadu, ada perasaan kesal
kenapa dirinya selalu mendapatkan kesakitan.
(
Kelas )
Fajar menghampiri Riri namun Riri tidak mau bicara
kenapa pipinya lebam.
Fajar :
“Kamu kenapa?”
Fajar :
“Bilang aja sama aku?”
Riri :
“Apaan sih kamu?” (menunduk dengan nada ketus)
Fajar :
“Aku mau ko jadi temen kamu, kamu bilang aja”
Riri :
“Mending kamu pergi aja!”
Fajar :
“Kamu kenapa?!”
Dari lorong kelas
Bu Rossa datang dan masuk ke kelas XI Ipa 1 dan melihat Fajar dan Riri lalu
menghampiri mereka.
bu Rossa :
“Ada apa ini?”
Fajar :
“Aku cuma nanya kenapa pipi Riri seperti ini,tapi dia tidak mau memberitahu bu”
Bu Rossa :
( Melihat pipi Riani ) “ Riri kamu kenapa?kamu harus memberitahu kami apa yang
terjadi agar kami dapat membantu”
Riri hanya menunduk tak menggubris perkataan Ibu
Ros.
Bu Rossa :
“Riri katakan pada saya apa yang harus saya lakukan agar kamu mau bicara?”
Masih respon yang sama Riri hanya diam tak
berakata apa–apa.
Fajar dan Bu
Rossa pergi meninggalkan Riri sendirian dikelas, mereka tidak tahu bagaimana
caranya agar Riri mau bercerita. Semenjak Riri bersekolah, Fajar dan Bu Rossa selau
melihat Riri dengan pipi lebamnya, namun sampai sekarang Riri tidak mau bercerita
apa yang sedang terjadi.Riri merupakan murid yang pendiam bahkan temannya
menganggap bahwa Riani adalah anak yang aneh dengan sikapnya yang selalu
menutup diri.
Sementara itu di ruang BK Fajar dan Ibu Rossa
sedang mengobrol ...
( Ruang BK )
Fajar :
“Kita harus menyelidiki ini semua bu, ini pasti perbuatan Angel dan gengnya”
Ibu Ros :
“Kita ga bisa menyalahkan mereka sebelum bukti itu ada”
Fajar :
“Tapi bu, aku sering melihat Riri dijahili oleh mereka”
Ibu Ros :
“Ya sudah, jika memang kamu melihat Angel dan temannya menjahili Riri, ibu akan
memberi hukuman pada mereka semua dan ibu akan kasih surat peringatan.
Fajar :
“Atau kalau bisa DO aja bu” (nafsu)
Bu Rossa :
“Kita tidak bisa mengeluarkan mereka begitu saja, orang tua angel adalah
donatur terbesar di sekolah ini, dan Avril merupakan murid yang berprestasi.
Fajar :
“Tapi bu kita harus....”
Bu Rossa :
“Sudah fajar, Ibu akan memikirkan hal itu, sekarang kamu kembali ke kelas.
Kesaksian Fajar yang mengadu kepada wali
kelasnya tentang kejahatan Angel and The geng pun dapat diterima. Bu Rossalina
segera menegur dan memberikan hukuman pada angel dan teman-temannya, namun
Angel sangat pintar membolak-balikkan kenyataan sehingga Bu Rossalina ragu-ragu
untuk menghukum Angel dan teman-temanya karna tak ada bukti sama sekali.
(
Kelas )
Angel :
“Gila ! hampir aja orang tua kita dipanggil.”
Avril :
“Seengganya kita udah tenang!”
Jessica :
“Iya, kitakan pintar menyelamatkan diri”
Angel :
“Tapi gue kesel. Gue pengen dia lebiiihhh menderita! Kalian udah nyiapin
semuanyakan
Jessica :
“Udah ko”
Avril :
“Beres!”
Angel :
“Yaudah sekarang!”
Angel,Avril dan
Jessica menyiapkan ember dan menenggelamkan kepala Riani ke dalam ember berkali–kali.
Angel :
“Rasain lo! Makanya jangan so cantik.”
Avril :
“So pinter juga sih!”
Jessica :
“Dan lo itu tukang ngadu!!”
Angel,Avril dan
Jessica meninggalkan Riri sendirian di kelas.
Kejahilan demi
kejahilan sering dilakukan oleh Angel dan teman – temannya, seperti menaruh
katak di tas Riri, mengikatnya dan mendadandinya seperi badut, dan ini yang
sangat keterlaluan.
Semakin lama Riri
bersekolah semakin sering kejahilan yang Angel dan temannya lakukan, namun Riri
selalu menutupi itu semua karena percuma tidak akan ada orang yang mau
mendengarnya, bahkan teman satu sekolahnya menganggap Riri anak yang aneh dan
sakit sehingga menyuruh Riri agar pergi ke psikiater.
Begitupun dengan
Bu Rosallina, Bu Rossa sangat kebingungan bagimana cara membuat Riri mau
bercerita, Bu Rossa sangat sulit menebak suasana hati Riri.
(
Ruang makan )
Ayah Bram dan Ibu Dewi sedang makan malam, lalu
Riani datang dengan wajah muram.
Dewi :
“Ri..makan dong nasi-nya..jangan diaduk-aduk terus”
Riri :
“Aku ga laper bu”
Bram :
“cepat makan!”
Riri :
“Aku ga laper yah”
Bram :
“Makan!”
Lalu Riri
menghabiskan makanannya seperti orang kelaparan, ayahnya pun kesal dan melempar
sendok dan garpu.”
Bram :
“Dasar anak bodoh!” (melempar sendok dan garpu)
Riri :
“Apa harus ayah bilang begitu?” ( menahan kesakitan )
Bram :
“Kamu memang aneh! Kamu emang harus ayah bawa ke psikiater”
Riri :
“Lebih baik aku mati daripada harus ke psikiater”
Bram :
“Iya ! kamu emang lebih baik mati !” ( menampar Riani )
Dewi :
“Udah stop! Ayah ga baik bilang gitu sama anak sendiri!”
Bram :
“Anak ini harus di didik!”
Dewi :
“Tapi ga harus dipukul juga ayah!”
Bram :
“Udahlah! Ini juga salah kamu karena udah terlalu manjain dia!”
Riri pergi
meninggalkan ruang makan menuju kamarnya. Riri selalu mendapatkan tekanan dari
manapun, mulai dari teman sekolahnya sampai ayahnya sendiri. Riri bingung harus
menceritakan ini pada siapa, sehingga semua akal sehatnya tak dapat bekerja
normal.
(
Kelas )
Avril :
“Undangan apaan ini?” ( heran )
Jessica :
“Angel lo ulang tahun? Kok ga bilang langsung? Happy birthday!”
Angel :
“Hah ngga ko?”
Avril :
“Ruang BK? Kalian dapet ini ga?”
Angel :
“Gue dapet”
Jessica :
“Gue juga!”
Angel :
“Ada apaan sih males banget deh!” ( ketus )
Jessica :
“Apa beasiswa?”
Avril :
“Beasiswa? Yuk ke ruang BK”
Angel :
“Yaudah!”
Mereka pun pergi keruang BK.
( Di Ruang BK )
Jesicca :
“Assalamualaikum ..”
Avril :
“Bu,bu rossa....ih..ko gak ada sih?”
Jesicca :
“Apa jangan-jangan lagi semebunyi ya?”
Jessica :
“Apa mungkin ibu ngajakin kita kesini buat main petak umpet ya?”
Angel :
“Bisa jadi! Mungkin masa kecil bu Rosa kurang bahagia.Ha ha ha.. “
Avril :
“Ini ruang BK apa neraka sih? Gerah banget”
Angel :
“Iya gerah banget. Kayaknya kita harus lepas blazer”
Sementara itu di
luar, sudah ada Riri yang memerhatikan mereka dari kejauhan, ternyata rencana
Riri untuk menjebak mereka bertiga berhasil.
Fajar yang
mengetahui rencana Riri mencoba untuk mencegahnya.
Fajar :
“Ri, kamu jangan ngelakuin hal ini!” (menarik tangan Riri )
Riri :
( melepaskan genggaman Fajar ) “ Lo diem! Gue mau mereka ngerasain apa yang gue
rasain “
Fajar :
“Tapi ini tindak kriminal Ri. Kamu harus sadar, kamu bukan orang jahat. Ri, aku
mohon batalin rencana ini”
Riri :
“Lo diem aja deh! Lo gak tahu apa yang gue rasa”( pergi meninggalkan Fajar dan
menuju ruang BK )
(
Ruang BK )
Riri masuk ke ruang BK, Angel, Avril dan Jesicca
merasa heran mengapa Riani juga datang ke ruang BK.
Angel :
“Eh ada si aneh juga” ( memegang rambut Riani )
Riri :
( Mengelak dan langsung menodongkan senjata )
Angel,Avril&Jessica : “ ... Ow” ( mengangkat
tangan mereka ke atas)
Riri :
“Sekarang kalian ga beranikan sama gue? Kenapa ga ngelawan gue? Ayo lawan gue!!”
( menodongkan senjata )
Jessica &
Avril mencoba melawan Riri, namun Riri mendorongnya sehingga tubuh mereka
terbentur mengenai meja yang ada di dekatnya, sedangkan Angel dari tadi hanya
melihat teman – temannya yang kini sedang menahan kesakitan.
Riri : “Lo semua ga ada apa–apanya! Apalagi lo
Angel, lo naik kelas itu karena sogokan orangtua lo! Lo mainin nilai dengan
uang!”( menatap Angel tajam sambil menodongkan senjata )
Riri :
“Dan lo Avril, lo Cuma pinter dalam akademik. Tapi etika lo ga ada sama sekali,
dan Jessica lo Cuma numpang populer dari mereka semua.”
Riri pun menyuruh Jessica dan Avril memegangi
tangan Angel.
Riani : ( sambil memegang pistol ) “Cepat lo
iket tangan dia! Dan seret dia ke dekat ember itu, cepat!”
Jessica :
“Gue ga mau!!”
Riani :
“Kalian mau mati?!”
Avril :
“Gue gak mau mati muda!”
Riri :
“Makannya jangan banyak ngomong!”
Jessica dan Avril
pun memasukan kepala Angel ke dalam ember berulang–ulang seperti apa yang Angel
lakukan kepadanya dulu.
Riri :
“Kalian semua ga beranikan sama gue?! Disini gue yang berkuasa! Gue dianggap!!
Ha haa ha “
Riri terus
menerus menyiksa Angel dan temannya, seperti yang Angel dan temannya lakukan
dulu, namun kini keadaan berbalik.
Sementara itu,
Fajar menceritakan apa yang ingin Riri lakukan pada Angel dan temannya kepada
bu Rossalina.
Bu Rossa :
“Ini sebenarnya apa yang terjadi?”
Fajar :
“Riani berusaha membuat Angel dan temannya jera bu, dia menjebak mereka dengan
undangan palsu dari ibu. Dan Riani membawa senjata.”
Bu Rossa : “Ini tidak bisa dibiarkan, kita segera
telpon polisi dan telpon orang tua Riani.”
Fajar : “Setahu saya hubungan Riri dengan
keluarganya tidak baik bu.”
Bu Rossa : “Kita harus mencoba nya, sebelum Riri berbuat
nekat pada mereka.”
( Ruang BK )
Riri : “Jessica,Avril cepet lo iket tangan si
Angel di kursi itu dan dandanin dia kaya yang udah dia lakukan ke gue! Cepet!”
Penyanderaan
berlangsung cukup lama. Sementara itu, di luar sudah ada polisi yang sudah
megepung dibawah tepat penyanderaan berlangsung. Namun polisi dan bu Rossalina
tahu bahwa keadaan tidak akan lebih baik kecuali Riri sendiri yang membebaskan
mereka.
Sementara itu di
Ruang BK Angel, Avril dan Jessica terdiam ketakutan melihat Riri.
Angel : “Maafin gue Ri! Gue salah, gue minta
maaf sama lo! Maafin gue.”
Riani : “Maaf? Lo bilang maaf? Dulu gue ga
pernah salah apa – apa dan gue selalu minta maaf tapi lo selalu siksa gue!
Selama ini lo udah jadi penghancur hidup gue, dan lo baru minta maaf sekarang?!
Harus gue apain lo? Lo harus mati! Bahkan kalian semua harus mati!!
Riri membawa
Angel ke atas gedung tinggi dengan keadaan tangan Angel terikat.
Riani : “Anak ini pernah mengikat saya seperti
ini dan saya malu di tertawakan!! Tapi diantara kalian ga ada yang bantuin!
Dimana kalian semua? Dimana??? Sekarang sudah terlambat, semuanya harus mati!!
Bu Rossa : “Ibu tau kamu Cuma punya satu peluru ri!
Kamu akhiri ini semuanya!
Bu Rossa : “Riri dengarkan ibu, Riri sudahi ini
semua.” ( menggunakan spekaker/toa) “Riri orang tua kamu mau bicara”
Bu Dewi : “Riri mengapa kamu ngelakuin hal ini
semua nak?” ( menangis)
Riri : “Ini sebenanya gara – gara ayah dan
ibu!! Riri benci sama ayah, Riani pengen bunuh ayah, tapi Riri ga mau liat ibu
sedih.”
Bram : “Riri ayah sayang sama kamu!”
Riri : “Kalau ayah sayang, ayah ga mungkin
selalu marahin Riri! Ngelarang Riri inilah itulah, dimana pendapat Riri dapat
ayah terima, dimana??! Ayah selalu ngomong ini demi kebaikan Riri, tapi lihat
yah Riri jadi seperti ini! Riri gatau harus sama siapa Riri ngadu kesakitan ini
yah!!”
Bu Rossa : “Ini bisa kita omongin baik – baik Ri..”
Riri : “Ibu ga akan ngerti!”
Bu Rossa : “Ibu ngerti ri, ibu ngerti! Sudah Ri kamu
sudah berhasil membuat mereka jera. Selanjutnya tidak akan ada yang gangguin
kamu”
Riri : “ Bukan aku saja bu, tapi orang orang
disana yang bernasib seperti ku bu! Mereka harus merasakan apa yang saya
rasakan. Bila perlu mereka harus mati bu!”
Bu Dewi : “Jangan nak, kamu bisa di hukum” (
menangis)
Riri : “Bu, Riri sudah tidak takut lagi
dihukum. Riri selalu dihukum sama ayah dan mereka disini. Riri cape bu!.
Dirumah Riri selalu dimarahin sama ayah. Riri tidak takut bu, kalau Riri harus
mati pun.”
Bu Dewi : ( semakin menangis ) “jangan nak! Ibu
sayang kamuu!!
Dooorrrrrrrrrrrrrr....
Tiba tiba pistol
yang di pegang Riri menembakkan satu peluru tepat di atas pelipisnya, hingga
Riri jatuh tergeletak dan semua nya menangis menyesal.
Angel yang
merupakan ketua geng segera di tangkap oleh polisi. Semua berakhir dengan
tragis, mereka yang pernah berbuat jahat pada Riri merasa sedih karna
kehilangan sosok gadis cantik dan berpretasi.
Percaya dirilah.
Jangan takut untuk membela apa yang kita percayai. Banyak pembully mundur jika
mereka melihat kita tidak membiarkan mereka menguasai kita dan kita tidak
takut.
Tak ada
seorangpun pantas untuk dibully, pembully lah yang yang sepenuhnya bertanggung
jawab atas tindakannya. Bullying bisa menjadi masalah hidup dan mati. Sungguh
menyedihkan beberapa orang yang terus-terusan dibully berakhir dengan bunuh
diri.
Anak adalah
titipan Tuhan, jagalah anak yang Tuhan titipkan, karena yang Maha kuasa telah
memercayai kita untuk menjaganya. Jangan biarkan kepercayaan yang telah Ia
berikan itu hilang.